Uang bukan nomor satu, tapi untuk memenuhi kebutuhan hidup kita butuh uang. Ada orang yang mengeluh betapa sulitnya mencari uang. Hidup terbelenggu dalam kemiskinan meskipun dari luar tampak kaya.
Ada pula yang ditinggal tidur pun uang tetap mengalir. Hidupnya kaya raya dan terlihat semakin bijaksana.
Tentu saja tidak semuanya sama seperti hal di atas. Tapi, ada perbedaan mendasar antara orang miskin dan orang kaya tersebut. Apa itu?
Semuanya dilihat dari seberapa ia mampu mengelola keuangannya sendiri. Dalam artian, memiliki kecerdasan keuangan. Kecerdasan keuangan pun bukan berarti ia yang memiliki tabungan banyak di bank. Belum tentu. Karena ada faktor lain yang mempengaruhinya.
Seseorang dikatakan cerdas mengelola uang ketika pasif income nya mampu membiayai gaya hidupnya. Bahkan memiliki sisa yang memungkinkan dirinya lebih mampu untuk banyak beramal.
Cara untuk mengukurnya, bisa dibuktikan dengan: kalau ia berhenti bekerja, seberapa lama ia mampu bertahan hidup dengan total uang yang dimiliki saat itu?
Jika selama ini hanya memiliki uang dari satu sumber penghasilan yaitu gaji (aktif income), maka kemungkinan besar hanya dalam hitungan bulan uangnya akan habis untuk memenuhi kebutuhan.
Kenapa? Uang tersebut tidak bertumbuh. Bukan pasif income. Apalagi kalau hanya disimpan dalam rekening, bisa-bisa kena inflasi. Nilainya semakin turun.
Lain halnya jika uang yang dimiliki berasal dari beberapa sumber penghasilan. Ada gaji, saham, reksadana, bisnis, properti, atau lainnya yang termasuk dalam pasif income dan portofolio income, kemungkinan besar hidupnya tidak akan terlunta-lunta meski sedang tidak bekerja aktif.
Kenapa? Uang tersebut bisa tumbuh. Malah nilainya semakin naik tiap harinya. Ada yang menghasilkan cashflow dan menghasilkan capital gain.
Cashflow berarti uang tersebut akan berputar kembali, memberikan kita pemasukan secara rutin. Misalnya, kamu memiliki kos-kosan di sekitar kampus. Jika setiap bulan penghuni kos tersebut rutin membayar uang sewa kepadamu, itu artinya kamu punya pasif income dari bisnis kos-kosan tersebut.
Kamu ngga perlu usaha lebih, tiap bulan uang akan rutin kamu terima. Tapi pada awalnya memang butuh uang juga untuk membangun kos-kosan tersebut. Pun dengan adanya biaya perawatan setiap bulan. Maka dari itu harga juga harus disesuaikan.
Sedangkan capital gain berarti keuntungan yang didapat karena adanya perbedaan antara harga beli dan harga jual. Dalam jangka panjang misalnya, tahun ini kamu membeli tanah seharga 50 juta. Kemungkinan sepuluh tahun yang akan datang harganya bisa naik berkali-kali lipat. Sehingga ketika kamu berniat untuk menjualnya dan ada orang yang membeli, kamu bisa disebut untung.
Nah, kalau kamu mampu mengelola uangmu bukan tidak mungkin semakin hari semakin sejahtera. Kalau tidak tahu ilmunya, sangat disayangkan karena kerja kerasmu mencari uang bisa jadi sia-sia. Gaji habis hanya untuk keperluan konsumtif saja tanpa menyimpan untuk masa depan.
Bagaimana memulai kecerdasan keuangan
1. Antisipasi
Musibah tidak ada yang tau kapan dan dimana akan datang. Jangan sampai seluruh kerja kerasmu, tabunganmu satu-satunya yang sudah begitu gemuk tiba-tiba harus dikosongkan karena biaya tak terduga. Entah kerusakan alat transportasi, keluarga yang membutuhkan bantuan, atau kamu sendiri yang sedang sakit.
Jika kamu sudah mengalokasikan uangmu ke arah yang benar maka tabunganmu tidak perlu dikhawatirkan. Caranya gimana? Pertama-tama, alokasikan uang ke dana darurat terlebih dahulu. Ingat, gunakan hanya dalam keadaan yang berada di luar perencanaan.
Terlebih dahulu hitung berapa rata-rata pengeluaran bulananmu. Baru mulai menabung untuk dana darurat.
Buat kamu yang masih lajang dan tidak memiliki tanggungan, sebaiknya memiliki dana darurat untuk 4 bulan ke depan.
Untuk yang sudah menikah minimal 6 x pengeluaran.
Untuk yang sudah menikah dan memiliki 1 anak minimal 9 x pengeluaran.
Untuk yang sudah menikah dan memiliki 2 anak atau lebih minimal 12 x pengeluaran.
Untuk yang berwirausaha/pekerja lepas minimal 12 x pengeluaran.
Jumlah tersebut akan terus bertambah seiring jumlah tanggungan yang kamu miliki. Maka dari itu, perlu dipersiapkan agar rencana keungan/investasimu untuk masa depan bisa berjalan dengan lancar.
Dana darurat disimpan dimana? Bisa dimanapun asalkan ketika membutuhkan uang tersebut, waktu pencariannya tidak terlalu lama.
Misalnya dengan menabung emas, tabungan biasa di bank dan reksadana pasar uang. Kamu bisa menyisihkan minimal 20% pendapatanmu setiap bulan untuk mengumpulkan dana darurat.
Antisipasi berikutnya ialah dengan mendaftar asuransi. Pastikan saat memilih tempat asuransi, apakah lembaga tersebut terjamin atau tidak. Pilih juga asuransi yang sesuai dengan kebutuhanmu. Ada asuransi kesehatan, asuransi kendaraan, asuransi pendidikan, dll.
Dengan mengalokasikan uang untuk dana darurat, kamu sudah memulai kecerdasan keuangan yang tepat.
2. Investasi
Setelah antisipasi, kemampuan mengelola keuangan akan membantumu menuju masa depan yang lebih terkontrol.
Kini saatnya memulai investasi. Tapi sebelum terjun dalam dunia yang penuh misteri ini, sebaiknya mulailah dengan investasi leher ke atas.
Jangan tanya kepada orang lain, investasi yang bagus apa ya? investasi yang aman apa ya? Sebenarnya tidak mengapa bertanya. Hanya saja, kemandirianmu disini sedang dibentuk.
Kondisi setiap orang juga berbeda-beda. Dari segi keuangan, sosial, pendidikan, dll. Tidak bisa disamaratakan.
Contoh : A seorang pengusaha yang memiliki bisnis laundry 20 cabang di Indonesia. Selain berbisnis, ia juga memiliki portofolio income bernilai milyaran serta menjadi pemegang saham di salah satu perusahaan ternama. Pengusaha ini selalu belajar dari orang lain maupun dari buku sehingga kekayaannya terus meningkat.
B seorang pemilik usaha kecil yang omsetnya per bulan mencapai puluhan juta. Ia juga memiliki beberapa hektar sawah di desanya. Mobil mewah pun dimilikinya. Tapi pemilik usaha ini jarang meningkatkan dirinya.
Ketika si B tanpa sengaja dipertemukan dengan si A, lalu B bertanya tentang investasi yang paling menguntungkan kepada A, belum tentu B bisa memiliki keuntungan akhir yang sama dengan A.
Kenapa? Ilmu yang dimiliki jelas berbeda. Katakanlah A membeli properti di kawasan strategis, lalu B meniru membeli properti yang diperkirannya juga bagus. A menjualnya saat harganya naik, B menjual tidak laku-laku.
Saham pun begitu. Jika B tidak tahu ilmu bermain saham, hanya ikut-ikutan beli lalu jual begitu saja, maka ada kemungkinan hasilnya tidak sama dengan A.
Disinilah perlunya belajar tentang instrumen investasi yang hendak dicoba. Sesuaikan dengan uang, kebutuhan, dan pengetahuan. Fokus pada peningkatan diri sendiri supaya lebih baik.
Investasi leher ke atas bisa dengan mengikuti seminar, workshop, membaca buku, dan mengikuti kursus online. Mulai dari yang gratis hingga jutaan semuanya ada. Mulailah dari yang kamu bisa.
Sedangkan dalam buku Financial Revolution in Action, ada 7 keahlian tentang keuangan yang kalau dikuasai mampu membuatmu menjadi kaya.
1. Hargailah
Cara pertama untuk memulai kebebasan keuangan adalah dengan menghargai uang yang kamu miliki. Sebesar dan sekecil apapun, taruhlah pada tempat penyimpanan uang yang rapi. Sehingga ketika sewaktu-waktu membutuhkan, mudah untuk mencarinya.
2. Kontrollah
Mulai mengontrol setiap pemasukan dan pengeluaran yang kamu terima. Bukan hanya bulanan tapi setiap hari menjelang tidur, catat semua pengeluaran hari itu. Apakah jumlahnya melebihi batas atau sudah sesuai dengan rencanamu.
3. Tabunglah
Setelah mengontrol, mulailah belajar menabung setidaknya 15% dari penghasilanmu saat baru menerima pendapatan. Sisihkan terlebih dahulu baru kemudian belajar untuk berinvestasi.
4. Investasikanlah
Ingat, sebelum sampai tahap ini, mulailah investasi leher ke atas. Terlalu berisiko jika kamu langsung menaruh uang pada instrumen investasi yang tidak kamu pahami 100%. Sebenarnya tidak apa-apa jika memiliki partner yang punya pengetahuan tersebut. Namun, alangkah baiknya jika kamu juga belajar. Karena hidupmu berada dalam kendalimu.
5. Hasilkanlah
Setelah mulai berinvestasi, kamu bisa mulai menghasilkan. Ciptakan aliran pendapatan yang mampu membawamu ke financial freedom.
Sumber pendapatan itu ialah properti, saham, bisnis, dan internet. Kuasailah satu per satu. Lalu lihat perubahan hidupmu.
6. Lindungilah
Pelajari kemungkinan-kemungkinan pengurangan pajak secara legal.
7. Berbagilah
Alokasikan uangmu untuk sedekah, amal, donasi, apapun yang berhubungan dengan menolong orang lain akan membuatmu merasa lebih bersyukur, bahagia, dan tidak terlalu duniawi.
Kenapa Perlu Memiliki Kecerdasan Keuangan
Sebenarnya tanpa diberi tahu pun kamu sudah bisa menebak dari apa yang sudah dijelaskan di atas.
Kecerdasan keuangan merupakan salah satu ilmu penting yang berpengaruh terhadap kehidupan kita sampai tua.
Oleh karenanya sedari muda kita bisa mempersiapkan masa pensiun yang sejahtera dengan berinvestasi. Semakin cepat memulai semakin baik.