Low Maintenance Friendship

Low Maintenance Friendship, Menjaga Persahabatan yang Berharga Tanpa Raga Berjumpa

Persahabatan adalah permata yang menghiasi keseharian. Membuatmu tak merasa sendirian, maupun takut kesepian. Di masa kecil, beberapa anak tetangga saling bermain bersama. Makan bersama, menggambar bersama dan sepedaan bersama.

Waktu pun membawa kegiatan mengasyikan itu menjadi kenangan. Kamu semakin bertambah usia dan butuh untuk berkembang. Satu per satu berpisah. Tak dapat dielakkan lagi ada perasaan gundah. Takut saling melupakan dan berakhir dengan janji untuk selalu berhubungan.

Sayangnya, teman masa kecil itu tak semua menepatinya. Hidup terus berjalan. Kamu dan sahabatmu bertemu orang lain. Beberapa diantaranya pun dekat hingga memulai persahabatan lagi. Menjauh lagi, hingga bertemu yang lain lagi.

Lingkaran semacam itu lumrah di antara sesama manusia. Hal yang seharusnya kamu lakukan adalah terus menjaga meski raga tak jumpa. Memang benar, dekat itu tak harus menyapa setiap detiknya. Inilah sebuah cara untuk menjaganya:

Ada saat saling membutuhkan

Dunia ini tidak selalu membiarkan manusia baik-baik saja. Ada saja pelajaran hidup yang bisa didapatkan setiap hari diikuti dengan masalah yang ada. Kamu dan sahabatmu pasti memiliki minimal satu hari saja hari yang berat. Hari dimana kamu merasa sendiri. Hari dimana tangis ingin keluar tanpa peduli apapun lagi.

Apabila sahabat itu menghubungimu, dengarkanlah ia. Biarkanlah telingamu mendengar isi hatinya. Tutuplah mulutmu sebelum terlanjur menghakiminya. Jika ia hanya ingin bercerita untuk melegakan hatinya, berarti sudah. Tak perlu menceramahinya kecuali ia salah. Keputusan apapun yang jadi pilihannya biarlah ia mengambilnya. Cukup hargai saja.

Mengistimewakan momen bersama

Menjadi dewasa membuat prioritas berubah. Setiap hal-hal yang ingin dicapai sedang kamu kejar. Waktu berkumpul bersama sahabat telah bergeser menjadi nomor sekian. Kesibukan menghantam kalian.

Bergulirnya waktu dari hari, minggu, bulan ke tahun. Tak terasa kamu sudah tak berjumpa dengan mereka dalam waktu yang panjang. Namun, anehnya begitu bertemu, rasa itu masih tetap sama. Perasaan bahagia bisa berjumpa, peduli satu sama lainnya, nyaman saat berbicara, hingga bertukar kisah tanpa ingat waktu. Begitu menyenangkan dan hangatnya seluruh perbincangan.

Dulu mungkin hangout seminggu sekali, curhat berjam-jam, bertemu tiap hari, namun kini di batas waktu bertemu yang sedikit, kamu merasa terharu. Rasanya baru kemarin kamu bertemu, tapi kenyataannya kalian terakhir berjumpa berbulan-bulan yang lalu.

Di sudut mejamu, kamu memandang sahabatmu itu dengan rasa syukur. Betapa berharganya perjumpaan langka ini. Persahabatan yang ingin dipertahankan selama mungkin. Persahabatan berkualitas yang terus mendukung pertumbuhan satu sama lain.

Memahami hidupnya

Setelah menghabiskan waktu bertemu yang langka itu, kamu kembali berpisah dengan sahabatmu. Kembali ke kehidupan masing-masing untuk menjalani keseharian. Kamu dan sahabatmu akan saling membuat story berbeda, jalan dengan orang yang berbeda, memposting lelahnya pekerjaan hari itu, dan lainnya.

Tidak perlulah rasa cemburu itu dimunculkan. Meski pesan diabaikan, tunggulah hingga ada waktunya yang longgar di sela-sela kegiatan. Menjaga jarak juga diperlukan untuk menjaga kesehatan persahabatan. Cukup tahu kegiatannya tapi tidak terlalu mengulik privasinya.

Saling mendukung secara tulus

Kamu dan sahabatmu selalu menjadi diri sendiri saat bertemu. Beberapa insan dengan pemikiran yang berbeda, impian yang berbeda, naik turunnya hidup yang berbeda, ritme yang berbeda, tapi secara tulus ingin maju bersama di jalur yang berbeda.

Tetaplah terhubung meski jarak dan waktu tak mendukung. Walau harimu mendung, ingatlah kebahagiaanmu masih bersambung.

Dokumentasikan setiap momen berharga. Ini untuk berjaga-jaga kalau kau merindukan kenangannya.

Keempat hal di atas memang terlihat sederhana. Namun, penerapannya bisa kebalikannya. Ada yang dengan mudah melupakan sahabatnya saat bahagia. Hanya datang saat duka. Bagaimana hal itu bisa disebut dengan persahabatan?

Tetaplah bersama mereka yang turut mempertahankan. Rangkul mereka yang tulus mendengarkan. Inilah low maintenance relationship.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *