Rinduku pada diriku yang dulu tidak pernah memupus. Semua hal yang kulakukan selaras dan teratur. Jarang sekali merasa hancur.
Belajar lancar, bermain lancar. Hari-hari happy, jarang ada hari berapi-api. Ada sih, namanya hidup ya kadang lelah, tapi itu tidak apa-apa. Duniaku baik-baik saja.
Membaca buku seperti makanan wajib yang harus ada setiap hari. Hingga ibu menegurku karena kulewatkan jam makan untuk tubuh. Katanya, aku terlalu fokus. Lebih baik istirahat sebentar. Kalau bukan makanan, biasanya disuruh main keluar rumah biar tidak sepaneng.
Habis diperintah begitu aku iya iya saja. Boro-boro keluar rumah, kusibak terus buku itu sampai rasa penasaranku habis. Baru setelah itu makan dengan diawali malas-malasan. Kunyah demi kunyah sambil bersyukur karena diberi makanan yang enaknya kebangetan.
Itu berlaku untuk buku selain pelajaran. Kalau baca buku pelajaran, aku cepat merasa bosan dan mengantuk. Kalau sudah begini, ditawari makan langsung ambil tanpa nanti-nanti. Kalaupun cuma minum, tak apa. Hitung-hitung istirahat lima menit untuk mendapatkan fokus kembali.
Belajar memang membutuhkan fokus tinggi. Itulah perlunya manajemen waktu supaya tetap pada tujuan.
Bermain juga kurindukan. Jalan-jalan mengunjungi berbagai tempat wisata, makan-makan sampai kenyang, foto-foto hingga memori hp penuh, kehujanan, kepanasan, merayakan ulang tahun bersama, dan ribuan memori menyenangkan lainnya.
Setiap waktu begitu berharga. Baik momen serius maupun bercanda. Setiap momen terukir selamanya. Siapapun orang yang membersamainya.
Semuanya mudah untuk dilakukan kembali, namun bukan kini. Ada kalanya aku perlu menyendiri. Fokus pada diriku sendiri.
Meski ada yang bilang tidak apa apa untuk melakukannya lagi sekarang, walau hal receh, tapi tetap tidak bisa. Waktu yang berharga ini perlu untuk membangun diri yang masih banyak kurangnya ini. Supaya nanti bisa bertemu lagi sebagai diri yang lebih baik lagi. Tidak bermaksud bagaimana, nanti tetap akan diluangkan waktunya.
Merindukan diri sendiri yang dulu bukan berarti ingin kembali. Hanya merindu akan momennya. Memang tidak bisa mengulanginya. Tapi aku bisa menciptakan momen indah lainnya.