Saat kamu membaca judul ini kamu pun dengan enteng menjawabnya. Buku kan jendela dunia. Baca buku ya buat dapat ilmu lah.
Jawaban kamu 100% betul. Tapi disini saya akan berikan sedikit penjabaran dari “jendela dunia” itu sendiri.
Coba dipikirkan kembali. Pernahkah kamu pada suatu masa tak memiliki ide apa-apa? Ingin melakukan sesuatu yang baru namun ragu. Barangkali itu karena seiring dengan tindakan. Tak ada kemauan serius menuju peningkatan.
Kalau tak tau mulai darimana, mulailah dari selembar buku. Ada begitu banyak ide yang bisa didapatkan di sela-sela membaca. Kalau belum nemu ide ya lebih baik ambil poin-poin pentingnya. Catat saja dan tulis menggunakan bahasamu sendiri.
Tidak sulit untuk melakukan tersebut. Karena darisini alasan membaca hadir. Untuk mendapatkan ide atau wawasan baru. Ada begitu banyak insight yang membantu mencerahkan jalan pikiran.
Begitu terbentuk kebiasaan untuk sering membaca, alasan kedua kenapa kamu harus baca buku yaitu untuk mempertajam ingatan.
Saya ingat sebuah cerita kala masih duduk di bangku SMA. Guru biologi pernah bercerita tentang kakeknya yang sudah lanjut usia. Kakek beliau begitu senang membaca sedari dulu. Hingga di usianya yang sudah senja masih saja ingat hal-hal yang tidak terduga. Ingatannya masih tajam.
Alasan selanjutnya adalah menambah referensi bahan bacaan. Mungkin kamu yang anak sekolah atau kuliah tidak asing dengan hal ini. Seringkali ada tugas yang membutuhkan bahan bacaan sebagai tanda bahwa pekerjaanmu bukan asal-asalan. Ada landasan.
Tapi yang perlu dipastikan adalah kamu mengambil sebuah referensi yang benar, kredibel, dan sesuai dengan kebutuhanmu saat itu. Referensi yang benar itu jelas asalnya. Kredibel bisa dipercaya tulisannya. Sesuai itu pas dengan topik yang kamu cari.
Tiga alasan tersebut di atas nampaknya sudah cukup menjawab sesuai judul bacaan ini. Tapi dari ketiganya ada sebuah kesimpulan yang bisa diambil.
Membaca buku digunakan sebagai kegiatan untuk meningkatkan kualitas diri.
Kualitas seperti apa? Membaca cepat, menangkap makna, mengolah kata, berpikir kritis, kaya ingatan, kaya wawasan, dan lain-lain yang bisa kamu rasakan sendiri perbedaannya.
Lalu buku seperti apa yang harus aku baca, katamu.
Aku tuh kalau baca buku rasanya ngantuk, impal lainnya.
Mungkin semua orang pernah merasakan ngantuk saat membaca. Begitu juga saya. Tapi saat ditemukan formulanya, membaca jadi kegiatan yang sangat mengasyikkan. Sampai-sampai kehabisan bahan bacaan.
Langkah pertama yang harus dilakukan adalah temukan buku yang membuatmu jatuh cinta pada membaca. Buku yang sangat menarik perhatianmu. Jika tidak suka buku pelajaran, it’s okay. Temukanlah buku lain.
Liriklah sesuatu yang belum pernah kamu baca. Bisa tentang pengembangan diri, bisa tentang bisnis, bisa tentang apapun. Mulailah mencari dari saat ini. Karena bacaan itulah yang akan menolongmu ketika tidak tau harus berbuat apa, misalnya karena sedang free di rumah saja tentu kamu tidak harus full bermain hp, nonton film, atau mengerjakan tugas sekolah.
Bacaan yang menarik minatmu akan menjadi selingan yang menyenangkan. Percayalah, karena kebiasaan input yang baik akan menghasilkan output yang baik juga.
Sekarang kamu sudah tau alasan harus baca buku. Tulisan ini adalah faktor eksternal. Yang perlu dicari saat ini adalah faktor internal.
Tanyakan pada dirimu sendiri kenapa kamu harus membaca buku. Dorongan yang kuat itulah yang akan menjadi alasannya.
Ada yang ingin jadi penulis ya harus gemar baca buku. Ada yang mau jadi dokter ya harus baca buku. Pokoknya temukan alasanmu sendiri. Agar nanti kamu akan terbiasa untuk tetap konsisten pada keputusan itu.
Hanya butuh satu buku untuk jatuh cinta pada membaca. Temukanlah buku itu.
Selamat berproses.